Minggu, 03 April 2011

Pe-eR anak TK

Heran aku dengan pendidikan anak sekarang. Dari TK sudah diberikan PR, para balita ditargetkan untuk bisa menulis min xxx, menghafal doa minimal xxx spelling minimal xxx suku kata...

Sebenarnya aku kurang setuju dengan Pe-eR yang melimpah ruah dari sekolah... Menjadi “superkids” bukanlah tujuanku untuk menyekolahkan anak sejak dini. Harapanku hanyalah agar anak bersosialisasi dengan anak lain, mengetahui komunitas sosial di luar keluarganya...Aku 100% setuju dengan istilah “early ripe, early rot...”!

Seperti minggu lalu, si Embak sms kalau Kakak tidak mau ke sekolah. Waktu aku telpon, katanya lagi lihat film kartun dan bermain bersama adik di rumah saja. Ya sudah, aku toh tidak pernah memaksa Kakak sekolah. Aku mengira mungkin karena jenuh di sekolah, bukan karena Pe-eR, karena keesokan harinya Bapak Ojek laporan:

O: “Bu, Alel kemarin ndak mau sekolah.”
M: “Iya Pak, kemarin saya telp lagi main bersama Adik.”
O: “Lho, omong ke saya karena ngga ngerjain Pe-eR, jadi ya nggak usah sekolah saja...!”

Eealahhh...

Minggu berikutnya, si Embak laporan:
E: “Ma, si Kakak tadi sekolah tapi buku Pe-eR nya maunya ditinggal saja.”
M: “Kenapa Mbak?”
E: “Lupa ngerjain Pe-eR!”
M: “Terus?”
E: “Iya kata Kakak, nanti kalau Bu Guru nanya aku bilang aja bukunya nggak dibawa. Aku maunya dikerjain besok saja, aku capek.”

Eealahhh... *lagi.

Marah? Tentu tidak.
Kadang kasian juga melihat si Kakak sering mengeluh capek saat mengerjakan PR. Buat anak-anak di atas 5 tahun mungkin itu mudah, tapi untuk balita seperti Kakak, menulis ulang angka atau huruf sebanyak 40x..??!! Miss Ibu Guru, heloww... 10x is more than enough....

Tidak mengerjakan Pe_eR bagi Kakak bukan satu kemalasan menurutku. Mohon maaf bagi yang tidak sependapat ya... Mungkin ia bukan siswa rajin favorit Ibu Guru, tapi bagiku, Kakak juga belajar banyak dari “kemalasannya”. Ia belajar berkomitmen dan bertanggung jawab. Ia janji akan mengerjakan esok harinya, dan ia memenuhi janjinya. Ia belajar merencanakan, dan ditepati... Ia belajar konsekuen dengan  bangun lebih pagi untuk mengerjakan Pe-eR... IMHO, writing is definitely a lesson, but for me, those things are also a learning point for him...

Biarlah ia menikmati masa kecilnya sepuas mungkin. Biarlah ia tumbuh dan belajar sesuai kemampuannya. Kadang aku kasihan melihat sesama Ibu yang sangat memaksa dan bahkan sampai mengancam anak nya untuk masuk sekolah dengan dalih sekolah mahal lah... nanti bodoh lah..dll..dll.. Duh Ibu, semahal apakah biaya sekolah dibanding kesenangan anak2 kita menikmati dunianya..? Semahal apa biaya sekolah anak kita dibanding tekanan psikis mereka akibat "ancaman" kita...?

Sekolah TK seharusnya “fun”,  kenapa anak “terpaksa” sekolah karena takut jeweran atau ancaman sang Mama..? Belum lagi di sekolah ia mendapat “interogasi” dari Ibu Guru...who knows...? Definitely not a fun world for kids....

Nak, mungkin kami belum bisa mencarikan sekolah yang "ideal", tapi setidaknya kami akan memperbolehkanmu menikmati dunia kecilmu...bermain...belajar sambil bermain di rumah.... bermain bersama Mama/Ayahmu.....sepuasmu... Insya Allah...

Tidak ada komentar: