Beberapa bulan setelah Adik lahir, Kakak sepertinya agak cemburu dan merasa kurang diperhatikan. Ia kerap kali mengganggu adiknya, tambah kolokan, merasa perhatian semua orang beralih ke adik kecil. Macam-macamlah tingkahnya, dari yang bikin pening kepala sampai bikin pusyiing (sama ya..?!). Kadang aku sampai berpikir, di usia 3.5 tahun, mungkin agak dini bagi Kakak untuk menerima kehadiran si Adik.
Padahal dulu saat Mama hamil, Kakak senang sekali menunggu kehadiran sang adik perempuannya.
Suatu malam, tiba-tiba Kakak berkata
K: “Ma.. aku pengin adik cowok…”
M: “Hmm… adik cewek juga lucu kok”.
K: “Iya, tapi nggak bisa aku ajak main bola”
Belum sempet Mama jawab, Kakak sudah nerocos lagi:
K: “Ma… menikah yuk Ma sama aku, biar cepet punya adik cowok, biar aku bisa main bola?”
M: (???!!!)
M: “Loh, nggak boleh Kakak menikah sama Mama. Dosa lho…”
K: “Kenapa, Mama sama Ayah saja boleh menikah..??!”
M: “Kakak tidak boleh menikahi Mama, Embah Putri, Adik Awza, Tante, Bude. Tidak boleh ya kalau sama Saudara…”(jawaban mati gaya…kenapa ya aku tidak menjawab- Kakak masih kecil kek, atau apa gitu ya-…)
M: “Kakak tidak boleh menikahi Mama, Embah Putri, Adik Awza, Tante, Bude. Tidak boleh ya kalau sama Saudara…”(jawaban mati gaya…kenapa ya aku tidak menjawab- Kakak masih kecil kek, atau apa gitu ya-…)
Kakak terdiam..sipp lah.. kayaknya tidak berlanjut tuh pertanyaan… amaannnn
Siang hari, waktu aku telpon ke rumah untuk mengecek anak-anak…Yang menerima telpon si Embak (E):
M: “Anak-anak nggak rewel to?”
E:” Nggak kok, sudah maem sama minum susu Bu..Sekarang Kakak lagi tidur”
M:” Ya sudah..”
E: “Oh iya… (si Embak ngakak)
M: “Kenapa Mbak?” (*bingung)
E: “ tadi Alel ngajak aku menikah?”
M: “Apa…?!!
E: “Iya ngajak menikah aku, katanya kalau sama Mama kan nggak boleh, jadi ngajak Embak ajah…!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar