Minggu, 24 April 2011

I Fu Mie Praktis

Lagi kepingin banget makan I Fu Mie ala Solar*a. Waktu itu makan di Atrium Senen, kok enaaakkk banget rasanya, trus coba di sesama Solar*a di dekat rumah kok tidak seenak yang di Atrium.... 
Akhirnya coba utak-atik sisa bahan mie di lemari, yah cukup lah mengobati keinginan jajan... murah meriah sehat dan...enak...!

Bahan:
150 gr Mi telur yang gepeng (merk lupa)
100 gr dada ayam iris tips memanjang
5 lembar sawi putih
½ kaleng jamur kancing kecil
1 buah wortel sedang
2 daung bawang potong 2 cm
1 kembang kol kecil
½ bawang bombay, iris
2 bawang putih, cincang
Garam, lada bubuk, gula dikit

  
Cara membuat:
  • Rebus mie sampai lunak, beri ½ sdm minyak goreng, tiriskan
  • Tata di serok bulat, goreng dengan api sedang hingga matang (kriuk2)
  • Tumis 2 sdm margarin, masukkan bawang bombay hingga bening, masukkan bawang putih sampai harum
  • Masukkan ayam, aduk sampai kaku
  • Masukkan bumbu2 lain, beri air secukupnya, didihkan
  • Masukkan jamur, wortel hingga setengah matang
  • Masukkan sawi
  • Kentalkan dengan 1 sdm maizena yang telah diencerkan dengan air
  • Sajikan hangat

Minggu, 03 April 2011

Pe-eR anak TK

Heran aku dengan pendidikan anak sekarang. Dari TK sudah diberikan PR, para balita ditargetkan untuk bisa menulis min xxx, menghafal doa minimal xxx spelling minimal xxx suku kata...

Sebenarnya aku kurang setuju dengan Pe-eR yang melimpah ruah dari sekolah... Menjadi “superkids” bukanlah tujuanku untuk menyekolahkan anak sejak dini. Harapanku hanyalah agar anak bersosialisasi dengan anak lain, mengetahui komunitas sosial di luar keluarganya...Aku 100% setuju dengan istilah “early ripe, early rot...”!

Seperti minggu lalu, si Embak sms kalau Kakak tidak mau ke sekolah. Waktu aku telpon, katanya lagi lihat film kartun dan bermain bersama adik di rumah saja. Ya sudah, aku toh tidak pernah memaksa Kakak sekolah. Aku mengira mungkin karena jenuh di sekolah, bukan karena Pe-eR, karena keesokan harinya Bapak Ojek laporan:

O: “Bu, Alel kemarin ndak mau sekolah.”
M: “Iya Pak, kemarin saya telp lagi main bersama Adik.”
O: “Lho, omong ke saya karena ngga ngerjain Pe-eR, jadi ya nggak usah sekolah saja...!”

Eealahhh...

Minggu berikutnya, si Embak laporan:
E: “Ma, si Kakak tadi sekolah tapi buku Pe-eR nya maunya ditinggal saja.”
M: “Kenapa Mbak?”
E: “Lupa ngerjain Pe-eR!”
M: “Terus?”
E: “Iya kata Kakak, nanti kalau Bu Guru nanya aku bilang aja bukunya nggak dibawa. Aku maunya dikerjain besok saja, aku capek.”

Eealahhh... *lagi.

Marah? Tentu tidak.
Kadang kasian juga melihat si Kakak sering mengeluh capek saat mengerjakan PR. Buat anak-anak di atas 5 tahun mungkin itu mudah, tapi untuk balita seperti Kakak, menulis ulang angka atau huruf sebanyak 40x..??!! Miss Ibu Guru, heloww... 10x is more than enough....

Tidak mengerjakan Pe_eR bagi Kakak bukan satu kemalasan menurutku. Mohon maaf bagi yang tidak sependapat ya... Mungkin ia bukan siswa rajin favorit Ibu Guru, tapi bagiku, Kakak juga belajar banyak dari “kemalasannya”. Ia belajar berkomitmen dan bertanggung jawab. Ia janji akan mengerjakan esok harinya, dan ia memenuhi janjinya. Ia belajar merencanakan, dan ditepati... Ia belajar konsekuen dengan  bangun lebih pagi untuk mengerjakan Pe-eR... IMHO, writing is definitely a lesson, but for me, those things are also a learning point for him...

Biarlah ia menikmati masa kecilnya sepuas mungkin. Biarlah ia tumbuh dan belajar sesuai kemampuannya. Kadang aku kasihan melihat sesama Ibu yang sangat memaksa dan bahkan sampai mengancam anak nya untuk masuk sekolah dengan dalih sekolah mahal lah... nanti bodoh lah..dll..dll.. Duh Ibu, semahal apakah biaya sekolah dibanding kesenangan anak2 kita menikmati dunianya..? Semahal apa biaya sekolah anak kita dibanding tekanan psikis mereka akibat "ancaman" kita...?

Sekolah TK seharusnya “fun”,  kenapa anak “terpaksa” sekolah karena takut jeweran atau ancaman sang Mama..? Belum lagi di sekolah ia mendapat “interogasi” dari Ibu Guru...who knows...? Definitely not a fun world for kids....

Nak, mungkin kami belum bisa mencarikan sekolah yang "ideal", tapi setidaknya kami akan memperbolehkanmu menikmati dunia kecilmu...bermain...belajar sambil bermain di rumah.... bermain bersama Mama/Ayahmu.....sepuasmu... Insya Allah...

Kakak ingin Menikah

Beberapa bulan setelah Adik lahir, Kakak sepertinya agak cemburu dan merasa kurang diperhatikan. Ia kerap kali mengganggu adiknya, tambah kolokan, merasa perhatian semua orang beralih ke adik kecil. Macam-macamlah tingkahnya, dari yang bikin pening kepala sampai bikin pusyiing (sama ya..?!). Kadang aku sampai berpikir, di usia 3.5 tahun, mungkin agak dini bagi Kakak untuk menerima kehadiran si Adik.
Padahal dulu saat Mama hamil, Kakak senang sekali menunggu kehadiran sang adik perempuannya.

Suatu malam, tiba-tiba Kakak berkata
K: “Ma.. aku pengin adik cowok…”
M: “Hmm… adik cewek juga lucu kok”.
K: “Iya, tapi nggak bisa aku ajak main bola”

Belum sempet Mama jawab, Kakak sudah nerocos lagi:

K: “Ma… menikah yuk Ma sama aku, biar cepet punya adik cowok, biar aku bisa main bola?”
M: (???!!!)
M: “Loh, nggak boleh Kakak menikah sama Mama. Dosa lho…”
K: “Kenapa, Mama sama Ayah saja boleh menikah..??!”
M: “Kakak tidak boleh menikahi Mama, Embah Putri, Adik Awza, Tante, Bude. Tidak boleh ya kalau sama Saudara…”(jawaban mati gaya…kenapa ya aku tidak menjawab- Kakak masih kecil kek, atau apa gitu ya-…)

Kakak terdiam..sipp lah.. kayaknya tidak berlanjut tuh pertanyaan… amaannnn

Siang hari, waktu aku telpon ke rumah untuk mengecek anak-anak…Yang menerima telpon si Embak (E):
M: “Anak-anak nggak rewel to?”
E:” Nggak kok, sudah maem sama minum susu Bu..Sekarang Kakak lagi tidur”
M:” Ya sudah..”
E: “Oh iya… (si Embak ngakak)
M: “Kenapa Mbak?” (*bingung)
E: “ tadi Alel ngajak aku menikah?”
M: “Apa…?!!
E: “Iya ngajak menikah aku, katanya kalau sama Mama kan nggak boleh, jadi ngajak Embak ajah…!”

Fried Chicken Express

Sabtu kemarin kita belanja bulanan dan siangnya mampir makan ke Texas fried chicken. Enak sih...bayarnya yang nggak enak hohohoho... Si Kakak doyan banget sama ayam goreng tepung, apalagi kalau makan di tempat dan resto nya menyediakan tempat mainan sebangsa perosotan dll. Sebenarnya aku juga bingung, si Kakak sebenarnya doyan ayamnya atau demen mainannya hehehe...