Minggu, 21 Agustus 2011

Upin Ipin

Meskipun episode Upin Ipin setiap hari hanya ulangan, namun tetap saja menarik minat anak-anak. Jangankan anak-anak, aku saja suka hehe... Sebenarnya lebih bangga jika ada produk lokal yang mirip serial ini, andaikan ada...dan sayangnya belum ada. Selain PPT (Para Pencari Tuhan), menurutku serial di televisi lokal saat ini bertebaran sinetron dengan kisah yang sama atau mirip lah dari puluhan tahun lalu, silahkan pilih mana yang sesuai (boleh lebih dari satu): *ujian kaleee...

  • menjual kekayaan/kemiskinan, 
  • dendam, penghianatan, 
  • tokoh utama kecelakaan, luka parah meski mobil tidak ringsek, terus lupa ingatan, sampai tidak ingat istri, dan he-eh saja saat orang lain ngaku sebagai istrinya... *emang keluarga dan istri tidak ada bukti foto nikah apee...???! Emosi buuuk...? namanya juga sinetron... 
  • Tokoh utama meninggal, tapi tak berapa lama muncul kembarannya... *tak ada duanya selain di sinetron kita..
  • Penyamaran, lebih tepat, ganti kostum saja.. Wong nyamar kok tidak ada yang berubah selain wig dan kostum...*geleng-geleng 
  • Make up lengkap saat tidur dan bangun tidur, bahkan pelakon miskin pun full make up dengan alis model salon..!
  • High heel di dalam rumah
  • Peran antagonis selalu melotot dengan tampang bengis
  • Peran protagonis selalu menangis
  • dan masih banyak lagi......
Daripada anak-anakku melihat sinetron yang tidak karuan, biarlah ia nonton Upin-Ipin made in negara tetangga.. Toh banyak sekali nilai-nilai dan pembelajaran yang sangat bagus dari serial ini...Namun ada yang kurang aku suka, yaitu sekarang Kakak kerap meniru gaya bicara dari serial ini di kesehariannya...

Suatu malam selepas bermain di kasur, tiba-tiba Kakak nyelutuk..
K: "Seronok kita main ya Ma....!" *senang
M: "Seronok....??!" *??@#$$

Bahasa model apa itu...!

Suatu sore di kasir Indomar*t dekat rumah:
M: "Kak tolong ambilin pampers lagi donk buat Adek... cepetan ya.." Tak berapa lama Kakak kembali dengan tangan kosong..

K: "Tak ade lah" *copy gaya si Mail
M: "Ada, di rak agak atas. Ya sudah Kakak antri, Mama yang ambil, Bawa keranjangnya ya!"
K: "Capek lah.." *gaya si Upin

Tantangan berat untuk para ortu nih, supaya bahasa lokal tidak tergeser dengan bahasa tetangga hehehe... Kenapa tidak di dubbing saja ke bahasa lokal ya....? *wondering


Tidak ada komentar: