Jumat, 10 Mei 2013

Kelahiran anak ketiga!

Dec 3, 2012, dengan berat 4.25 kg, partus spontan (normal), lahir anak ketiga kami, "Farhana Ghayda" (Hana)... Welcome to the world princess!

Belajar dari pengalaman melahirkan Awza (anak kedua), aku berusaha untuk tidak menyepelekan persiapan kelahiran anak ketiga ini. Apalagi adanya rumor hantu a.k.a menakutkan, bahwa melahirkan anak ketiga adalah paling sakit di antara anak-anak sebelumnya. Ahhh, aku sih tidak percaya rumor itu karena bagiku, tiap persalinan adalah ujian setiap wanita. Kalau enak dan mudah, bukan persalinan namanya

Aku ikut senam setelah kehamilan menginjak usia  6 bulan secara rutin. Kurang lebih 10 kali aku ikut kelas senam ini, demi mendapatkan gift dari Rumah Sakit kelancaran persalinan kelak. Mungkin sebagian Moms, "Ahhh, kagak ikut begituan gw mah mbrojol mbrojol ajahhh!!" Bagiku, ikut kelas senam hamil ini amat sangat penting, mau persalinan pertama kek atau bahkan kesebelas karena resiko dan penyulit persalinan tiap kehamilan itu berbeda dan biasanya meningkat seiring meningkatnya usia sang bunda. Buktinya, saat melahirkan anak pertama... sakit... anak kedua.... alhamdulillah lebih sakit... dan ketiga... memang tambah sakit hehehe! Apalagi anak keempat dan seterusnya ya..?! (Whaattt?! Masih mau lagi???! - saya tuliskan apa yang ada di benak pembaca deh.. hehehe!). Gambar disamping adalah ilustrasi yang aku dapat dari beberapa display picture temen, jadi tidak tahu sumber aslinya. Yang tahu please let me know, biar aku cantumkan.

Di sesi senam hamil yang paling penting adalah latihan mengatur napas. Kata Bidan,"Akan sangat berbeda antara Ibu yang pernah ikut senam atau yang tidak pernah senam atau latihan napas!"  Yaah, meski sebagian besar, saat praktek (bersalin), apa yang dilatihkan sebagian menguap dan terlupa oleh sakitnya kontraksi.

Kontrol kehamilan pun aku ke dua tempat, RSMK dan  Bidan terdekat. Ke bidan biasanya kalau untuk cek tekanan darah, posisi janin, ataupun keluhan-keluhan ringan, dan terutama cek buka-an sebelum ke RS.

Saat buka-an pertama, cepat-cepat kita meluncur ke RS dan ternyata buka-an amat sangat lambaaan, dan ini pun dialami ibu-ibu yang nyaris bersamaan HPL nya. Bahkan ada teman senam juga yang sudah 24 jam di RS, buka-an masih di angka 1, kontraksi sudah per menit...! Di sekitar area persalinan, sekitar 7 bumil berseliweran, jalan-jalan memegang pinggang, ada yang ditemani ada yang tidak, hebatnya, beberapa masih sempat bertegur sapa dan menanyakan kondisi masing-masing. Ruaaarr biasaaa....saat kontraksi pun masih bergosip... juga saling mendoakan....Hidup Moms...!!

Dan, satu persatu kami masuk ruang persalinan dan saat aku masuk, ruang bersalin full, bahkan ruang cadangan pun penuhhhh... Bidan dan suster berseliweran kontrol dan menenangkan para bumil yang saling jejeritan. That was really horror scene ever! Dan mungkin karena anak ketiga, aku rada dicuekin...haha!

Dokter datang dan bukaan masih tertahan di 6. Dengan santai dokter berkata,"Mau cepet atau lambat prosesnya?" Daku pun menjawab,"Sakit semua kan Dok?! Cepet sajah!" Ketuban dipecahin paksa oleh dokter, disuntik induksi dan suntikan lain yang tidak ingat apalagi . Salah mengejan pun terjadi berkali-kali (worse then previous partus!) saking luar biasa sakitnya.

And finally, all the pains were paid off...seeing her completely delivered.... Alhamdulillah....

Mas atau Kakak?!

Awalnya Alel diberi pilihan antara "Kakak" atau "Mas" sebagai sebutan oleh adiknya. Dia memilih "KAKAK". Dari Awza lahir hingga ia bisa mengucapkan sepatah dua patah kata, kita latih agar bisa mengucapkan Kakak. Hasilnya adalah "Atak"... atau "Tatak". Ituuu terus hingga beberapa minggu.

Satu sore kita main di depan rumah, ada Mas Kiki (usianya di bawah Alel). Awza tiba-tiba bisa bicara "Mas Iki..."

Alel pun sewot, dan pulangnya, ia instruksi ke kami, "Mulai sekarang, aku mau dipanggil MAS!"

Oke lahhhh...